FENOMENOLOGI
(Phenomenology)
Fenomenologi
berasal dari kata phenomenon yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa
atau kondisi dalam persepsi seorang individu. Fenomenologi berarti pengalaman
pribadi secara langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Sebagai contoh :
waktu kecil kita digambarkan kehidupan jika kita sudah besar nanti, berharap
sukses, mapan, dikenali banyak orang, maka dari itu kita diharuskan orang tua
untuk bersekolah agar suatu saat menjadi orang yang berguna , karena pemikiran
orang tua dulu jika kita diberi gambaran bahwa kehidupan akan datang itu sulit
maka sejak kecil kita sudah diberi ilmu agar bias sukses dimasa mendatang
dengan sekolah sebagai jembatan untuk menuju semua itu.
Salah
seorang pendukung tradisi ini adalah Maurice Marleau-Ponty, menulis “ All my knowledge of the world, even my
scientific knowledge, is gained from my own particular point of view, or from
some experience of the world “ ( seluruh pengetahuan saya mengenai dunia,
bahkan pengetahuan ilmu saya, diperoleh dari pandanagan saya sendiri, atau dari
pengalaman dunia).
Maurice Marleau-Ponty
Proses interpretasi merupakan hal yang sangat
penting dan sentral dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif
pemberian makna dari suatu pengalaman. Menurut pemikiran fenomenologi orang
yang melakukan interpretasi (interpreter)
mengalami suatu peristiwa atau situasi dan dia akan memberikan makna kepada
setiap peristiwa atau situasi yang dialaminya. Kondisi ini akan berlangsung
terus-menerus (bolak-balik) antara pengalaman dan pemberian makna. Setiap pengalaman
baru akan memberikan makna baru bagi dirinya dan begitu seterusnya. Seperti contoh
: seorang anak yang dulunya ceria, tiba-tiba murung karena ditinggal ibunya
karena kecelakaan parah. Pengalaman buruknya terhadap kecelakan memberikan
makna atau pengetahuan kepadanya bahwa berkendaraan itu sangat mengerikan,
bahkan memunculkan trauma pada seorang anak tersebut. Namun interpretasinya terhadap
hal semacam itu akan berubah ketika ia tidak sengaja menyukai dunia otomotif
dan menjadi pembalap yang handal. Interpretasinya terhadap kendaraan akan
berubah terus menerus sepanjang hidupnya seiring drngan pengalaman yang
ditemuinya.
Tradisi
fenomenologi terbagi lagi kedalam tiga bagian, yaitu :
1. Fenomenologi
Klasik
2. Fenomenologi
Persepsi
3. Fenomenologi
Hermenetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar