welcome ^_^

welcome ^_^
Do not look at the book from its cover

Minggu, 12 Oktober 2014

BAB 2. TRADISI TEORI KOMUNIKASI



FENOMENOLOGI (Phenomenology)
            Fenomenologi berasal dari kata phenomenon yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seorang individu. Fenomenologi berarti pengalaman pribadi secara langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Sebagai contoh : waktu kecil kita digambarkan kehidupan jika kita sudah besar nanti, berharap sukses, mapan, dikenali banyak orang, maka dari itu kita diharuskan orang tua untuk bersekolah agar suatu saat menjadi orang yang berguna , karena pemikiran orang tua dulu jika kita diberi gambaran bahwa kehidupan akan datang itu sulit maka sejak kecil kita sudah diberi ilmu agar bias sukses dimasa mendatang dengan sekolah sebagai jembatan untuk menuju semua itu.
            Salah seorang pendukung tradisi ini adalah Maurice Marleau-Ponty, menulis “ All my knowledge of the world, even my scientific knowledge, is gained from my own particular point of view, or from some experience of the world “ ( seluruh pengetahuan saya mengenai dunia, bahkan pengetahuan ilmu saya, diperoleh dari pandanagan saya sendiri, atau dari pengalaman dunia).
Maurice Marleau-Ponty

            Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman. Menurut pemikiran fenomenologi orang yang melakukan interpretasi (interpreter) mengalami suatu peristiwa atau situasi dan dia akan memberikan makna kepada setiap peristiwa atau situasi yang dialaminya. Kondisi ini akan berlangsung terus-menerus (bolak-balik) antara pengalaman dan pemberian makna. Setiap pengalaman baru akan memberikan makna baru bagi dirinya dan begitu seterusnya. Seperti contoh : seorang anak yang dulunya ceria, tiba-tiba murung karena ditinggal ibunya karena kecelakaan parah. Pengalaman buruknya terhadap kecelakan memberikan makna atau pengetahuan kepadanya bahwa berkendaraan itu sangat mengerikan, bahkan memunculkan trauma pada seorang anak tersebut. Namun interpretasinya terhadap hal semacam itu akan berubah ketika ia tidak sengaja menyukai dunia otomotif dan menjadi pembalap yang handal. Interpretasinya terhadap kendaraan akan berubah terus menerus sepanjang hidupnya seiring drngan pengalaman yang ditemuinya.
            Tradisi fenomenologi terbagi lagi kedalam tiga bagian, yaitu :
1.      Fenomenologi Klasik
2.      Fenomenologi Persepsi
3.      Fenomenologi Hermenetik




                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar